Tujuan, Karakteristik Pembelajaran RA Kurikulum Merdeka

Diposting pada

Tulisan ini membahas Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran Raudhatul Athfal Kurikulum Merdeka. Raudhatul Athfal (RA) adalah tingkat pendidikan anak usia dini yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak sejak dini. Kurikulum Merdeka yang diterapkan pada RA tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pembelajaran, tetapi juga dirancang untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam proses belajar mengajar. Artikel ini akan mengupas tuntas tujuan utama dari penerapan Kurikulum Merdeka pada RA, serta karakteristik unik yang membedakannya dari kurikulum sebelumnya. Melalui pemahaman ini, diharapkan para pendidik dan orang tua dapat lebih mengoptimalkan peran mereka dalam mendukung perkembangan anak secara holistik.

Dalam era pendidikan yang semakin berkembang saat ini, Kurikulum Merdeka hadir sebagai respon terhadap kebutuhan pendidikan yang lebih fleksibel dan adaptif. Pada tingkat pendidikan anak usia dini, khususnya Raudhatul Athfal (RA), Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan yang tidak hanya mementingkan aspek akademis, tetapi juga perkembangan karakter, kemandirian, serta kreativitas anak. Pembelajaran di RA memiliki tujuan yang mulia, yaitu membentuk generasi yang tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral dan agama yang kuat. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi apa saja tujuan implementasi Kurikulum Merdeka di RA dan bagaimana karakteristik pembelajaran ini mampu mendukung setiap aspek perkembangan anak. Mari kita dalami bersama bagaimana Kurikulum Merdeka dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan berkesan bagi anak-anak di Raudhatul Athfal.

Karakteristik Pembelajaran RA Kurikulum Merdeka

Karakteristik pembelajaran di RA memandang bahwa setiap anak unik dan memiliki potensi-potensi yang masih dapat ditumbuhkembangkan melalui berbagai macam stimulasi dalam kegiatan bermain yang bermakna. kuru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif kreatif dan beroreintasi pada kebutuhan anak serta didukung oleh lingkungan yang kondusif dan diwarnai nilai-nilai Islami. Pembelajaran di RA perlu memperhatikan beberapa karakteristik yaitu:

  1. Mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam pada setiap aspek perkembangan anak;
  2. Membiasakan perperilaku akhlak karimah kepada Allah SWT, diri sendiri, orang lain, dan ciptaanNya;
  3. Mendukung terbentuknya kesehatan mental anak (mental health) dan kesejahteraan diri (well-being)
  4. Menghargai dan menghormati anak;
  5. Mendorong rasa ingin tahu anak;
  6. Menyesuaikan dengan usia, tahap perkembangan, minat bakat dan kebutuhan anak;
  7. Memberikan stimulasi secara holistik integratif;
  8. Memberikan tantangan, bimbingan, dan dukungan kepada tiap anak melalui interaksi yang bermakna;
  9. Melibatkan keluarga dan lingkungan sosial sebagai mitra;
  10. Memanfaatkan lingkungan dan teknologi sebagai sumber belajar;

Tujuan Capaian Pembelajaran RA

Tujuan capaian pembelajaran di RA untuk membantu anak mencapai tahap-tahap perkembangannya dan mengarahkan pada semua aspek perkembangan anak (nilai agama dan moral, nilai-nilai Pancasila, fisik motorik, sosial emosional, bahasa, kognitif dan seni) dengan menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam serta menarasikan kompetensi pembelajaran yang diharapkan dicapai anak, agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.

Rasionalisasi Pembelajaran RA

Penyusunan Capaian Pembelajaran di RA dapat dimaknai sebagai sebuah respons terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran sebagai pondasi menuju jenjang pendidikan dasar. Capaian Pembelajaran meropakan input kurikulum yang digunakan oleh satuan RA dalam merancang pembelajaran sehingga dapat mencapai Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) RA. Capalan Pembelajaran memberikan kerangka stimulasi pembelajaran yang memandu pendidik RA dalam memberikan layanan yang dibutuhkan anak usia dini.

Capaian pembelajaran RA memiliki kekhasan pada pelajaran PAI dan Bahasa Arab serta praktik pendidikan RA yang diwarnai dengan nilai-nilai agama Islam. Ciri khas RA pada PAI dan Bahasa Arab meliputi kemampuan bersikap dan berperilaku akhlak karimah melalui keteladanan berdasar pada Al-Qur’an Al-Hadis dengan pemahaman ulama yang sahih, termanifestasikan pada aqidah yang benar sebagai dasar dorongan beramal melalui kegiatan beribadah dan bermuamalah / bergaul sebagai implementasi fikih, mengambil pelajaran dari cerita-cerita Islami sebagai inspirasi dalam berperilaku, serta dikenalkan juga kosa kata Bahasa Arab secara sederhana. Sedangkan praktik pendidikan RA dibangun dalam suasana akademik-religius yang harmonis-kolaboratif antara guru, orang tua dan peserta didik dalam ikatan cinta karena Allah Swt. (mahabbah fillah), bukan hubungan atas dasar transaksional-materealistis, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya perilaku berakhlak mulia dan nilai keislaman dalam iklim akademik di ligkungan RA.

Tujuan, Karakteristik Pembelajaran RA Kurikulum Merdeka

Penanaman nilai-nilai akhlak kepada warga RA sebisa mungkin tidak dilakukan dengan paksaan yang mekanistik, namun dengan penghayatan dan penyadaran bagaimana nilai-nilai positif dari ajaran akhlak terinternalisasi dalam diri, menjadi warna dan inspirasi dalam cara berfikir, bersikap dan bertindak oleh warga RA dalam praksis pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di RA merupakan proses pendidikan yang menstimulasi hati dan kejiwaan anak sebagai fokus utama. Karena itu pengkondisian suasana kebatinan proses pembelajaran melalui bermain yang harmonis dengan pendekatan kasih sayang dan jauh dari amarah dan kekerasan harus diutamakan. Anak beserta semua permasalahan dan karakteristiknya dipandang dengan pandangan kasih sayang (ain al-rahmah).

Stimulasi dirancang dengan cara memperkaya lingkungan yang dapat menguatkan interaksi antara anak dengan lingkungan sekitar termasuk pendidik dan orangtua. Peran guru dan orangtua pada stimulasi anak usia dini selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu berfungsi sebagai fasilitator, mentor serta mitra anak dalam proses perkembangannya. Proses stimulasi dapat memberikan dampak yang optimal terhadap penanaman karakter, pengetahuan maupun keterampilan anak. Stimulasi tersebut dilakukan pada semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dari aspek moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni melalui kegiatan bermain yang bermakna.

Pembentukan pengetahuan dan penanaman akhlak kepada anak terjadi ketika bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif. Proses tersebut didukung oleh desain lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik RA serta tantangan dan dukungan yang diberikan oleh guru untuk memastikan anak memperoleh kemampuan-kemampuan baru. Lingkungan bermain di RA didesain sedemikian rupa dalam rangka membentuk anak-anak yang memiliki karakter mulia sesuai ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

Bermain yang dilakukan secara alami dan spontan merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan. Apabila dilakukan dengan dukungan yang tepat, maka akan mengarah pada pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna tentang diri anak dan dunianya. Melalui bermain anak dapat mengekspresikan apa yang ia ketahui tentang dunianya. Hal ini merupakan kesempatan yang tepat bagi guru untuk menstimulasi anak dan mengambil langkah berikutnya, serta mengarahkannya untuk mencoba tantangan baru agar memperoleh pengalaman belajar lebih banyak lagi. Stimulasi bermain yang tepat, berkualitas, menantang serta selaras dengan minat diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan pengenalan tentang dirinya sebagai anak Indonesia yang cerdas dan saleh dalam keragaman budayanya.

Guru merupakan teladan bagi anak sepanjang melakukan kegiatan bermain di RA. Keterlibatan orang dewasa terutama orangtua sebagai pendidik menjadi penting dalam mendesain stimulasi belajar anak dengan prinsip kasih sayang karena Allah (mahabbah fillah). Dukungan (scaffofdinq) dari orang dewasa yang terlibat dengan merespon minat dan bakat anak, menjelaskan berbagai hal, mengenalkan kosa kata dalam tiap kegiatan pengalaman belajar yang baru dan mendorong anak mengeksplorasi berbagai hal.